Seminggu yang lalu, 8 Juni 2013. saya genap berusia 21 tahun.
Waah, saya sudah tua ya ? saya sudah melewatkan masa-masa remaja yang dulu saya
alami juga. Kalau masalah dewasa atau tidak, itu relatif. Semoga saja semakin
bertambah usia, kedewasaan itu tumbuh juga. Ngomong-ngomong, apa yang bisa saya
maknai dari usia yang tak muda lagi ini? Jawabnya ya banyak sekali.
Alhamdulillah, tak terasa usia ini kini terus mengalir. Berkurang
dari yang telah ditentukanNYA. Bertambah dari awal kelahirannya. Kini nafas
yang masih tersisa ini menjadi bagian yang harus senantiasa diperhitungkan.
Karena entah kapan nafas ini akan berhenti. Tugas yang telah usai. Jatah yang
takkan kembali. Dan sebuah pertangungjawaban yang menanti.
Tidak tahu, entah kapan itu akan terjadi. Karena bersembunyi di
balik benteng yang kokohpun akan terkejar. Di tempat yang paling nyamanpun akan
didatangi. Karena ia datang tanpa kompromi. Sebuah cita-cita kematian yang
perlu di persiapkan. Adakah diri ini mencita-citakan syahid karena Allah???
Lokasi dimana aku tinggal, tidak luput dari sebuah bencana. Dari
kematian. Lihatlah. Berkali-kali gempa mengguncang. Angin badai yang menyapa,
banjir yang melanda, dan sebuah peristiwa tiba-tiba yang aku sendiri tidak tahu
apa itu.
Umurku oh umurku... ku tidak tahu sampai kapan engkau
membersamaiku. Disaat kebersamaan denganmu aku akan berjalan dengan gontai,
oleng, dan hilang keseimbangan dan pegangannya tatkala mengetahui bahwa
penguasa dibumi senantiasa menguntit dan mengawasiku melalui mata-mata dan
intel, baik disaat ku bergerak maupun diam. Itulah pengawasan Allah. Pengawasan
yang menguasai hati dan rahasianya. Lalaikah engkau dengan itu wahai diriku???
Sampai detik ini, kau selalu menikmati tur wisata. Ke Bandung, Surabaya,
Malang, Solo,,,dan tempat-tempat yang lainnya yang engkau kunjungi. Tapi
tahukah engkau wahai diriku tur yang sesungguhnya? Pariwisata sejati? Seharusnya
engkau tahu itu, bukankah engkau senantiasa mempelajari itu, apakah hatimu
tertutup api kesombongan hingga engkau selalu melalaikan wisata sejati?
Tur itu adalah sebuah tur yang berangkali tanpa henti. Itulah
sebuah tur yang dimulai dari kelahiran, melintasi kematian, dan berakhir dengan
ba’ats dan hisab. Tur itu menggariskan satu-satunya jalan bagi kalbu manusia,
yang tidak dapat dihindari dan dielakkan. Jalan itu dari awal sampai akhir
berada di genggaman Allah, berada di bawah pengawasanNYA yang tidak pernah
lalai dan lengah. Untuk itu, siap siagalah wahai diriku. Bekerjasamalah dengan
usiamu. Berkompromilah dengan umurmu. Agar usiamu dipenuhi dengan karya-karya
yang menjadikan engkau mempunyai nilai dimata Allah. Agar usiamu siring sejalan
dengan keberkahan hidup karenaNYA. Agar ketika kelak kau buka catatan
kehidupanmu, kau akan tersenyum manis mendapatkan reward yang hakiki, bertemu
dengan Rabb mu, Sang Maha Mencintai, Allah swt.
Suatu Ketika dapat pengingat dari seorang teman T.sipil : “ Sudah
sejauh mana mimpi-mimpi dan targetanmu tercapai?” Okee.., Terima kasih Foedji
telah diingatkan. Yang pasti saya selalu memiliki banyak mimpi yang ingin ku
wujudkan satu persatu. Semogaa di Tahun ini mimpi-mimpi besarku tercoret..
Amiin J
Itulah tekadku, saya akan terus berjuang untuk meraih cita-citaku,
aku bertekad untuk membahagiakan orang tuaku. Ingat, jangan berkecil hati
karena kekurangan kita, ciptakan karya kita, ciptakan hasil kita, mantapkan
niat kita menuju hasil yang sempurna.
Apabila kita lahir dalam keadaan miskin dan bodoh, itu bukan
kesalahan kita, tapi kalau kita mati dalam keadaan miskin dan bodoh, itu murni
kesalahan kita. Orang yang kaya itu bukanlah orang yang mempunyai harta yang
melimpah tetapi orang yang kaya itu adalah orang yang kaya hatinya (bisa
menerima apa adanya dari sang pencipta).
Semoga Pada Hari Ulang Tahunku ini terdapat refleksi untuk
bergerak menuju tangga kesuksesan, semoga dapat menambah wawasan keilmuanku dan
dapat mengajak orang sekitar untuk selalu mensyiarkan dengan ilmu yang kita
punya.
Sajak Pengharapan
Sudah seberapa jauhkah aku
melangkah?
Apakah sepanjang usiaku yang
bertambah hari ini
Atau hanya bayangku saja yang
mendahuluiku
Sementara aku tetap di sini
Jika aku dihadiahi umur setahun lagi
Akankah aku lebih baik dari tahun
lalu?
Kupatut wajahku di depan cermin
Hanya kerut saja yang bertambah
Tidak kulihat kebijaksanaan
Kesabaran,
dan semua pertanda seiring
bertambahnya usia
Semoga saja kali ini,
Atau setidaknya hari ini
Ada yang lebih berarti
Ada yang nyata
Mengiringi hari-hariku
Shofuro, 14 Juni 2013 Pukul 12.30
Pengharap Ridho-Mu
Niqlatun Nafiah