“Kesalahan terbesar yang dapat dibuat oleh seseorang adalah
tidak melakukan apa-apa” (Maxwell)
tidak melakukan apa-apa” (Maxwell)
Setiap manusia pasti memiliki cita-citanya masing, karena cita-cita
adalah hal yang fitrah bagi manusia. Cita-cita itu suci, penuh harapan
dan memiliki energi yang besar. Dia mampu membuat seseorang mengeluarkan
kualitas terbaiknya dan meraih prestasi. Namun meskipun tiap manusia
memiliki cita-cita, ada satu hal yang membedakan antara tiap manusia,
yaitu seberapa besar usahanya dalam menggapai cita-cita dan prestasi
tersebut. Ada yang hanya sekedar angan-angan, ada juga yang menggebu
untuk mendapatkannya.
Berbicara tentang cita-cita memang tak lepas dari prestasi. Karena
prestasi adalah buah keberhasilan dari usaha kita menggapai mimpi dan
cita-cita. Prestasi sebenarnya merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari diri seorang muslim, dari diri kita. Karena dalam Islam pun kita
diperintahkan untuk selalu melaksanakan segala sesuatunya dengan sebaik
mungkin. Yang perlu diperhatikan adalah, prestasi yang sejati merupakan
buah dari usaha yang istiqomah. Dia tidak muncul dengan dipaksakan,
tetapi melalui proses yang ikhlas dan bertahap. Dia tidak muncul dari
hati yang oportunis, tapi dari hati yang memiliki tujuan mulia.
Apakah sulit menjadi manusia yang berprestasi? Percayalah selalu bahwa,
Apakah sulit menjadi manusia yang berprestasi? Percayalah selalu bahwa,
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Al-Insyirah : 6)
Percayalah bahwa kita akan selalu mampu melaksanakannya. Buang segala
pikiran negatif yang ada, dan ubah semuanya menjadi pikiran positif.
Karena sesungguhnya, semuanya itu bersumber dari diri kita sendiri.
Yakinilah bahwa masalah tak akan membiarkan kita tetap diam di tempat.
Ia akan membawa kita maju seiring meningkatnya kualitas kita, atau
bahkan mundur, seiring dengan keputusasaan kita. Apakah kita akan gagal
atau berhasil, sekarang semuanya tergantung pada diri kita.. Untuk naik
tingkat dan meraih prestasi, pasti memang akan ada banyak cobaan yang
harus dilalui, namun, janganlah jadikan masalah itu melebur bersama diri
kita. Letakkan masalah itu terpisah dari diri kita, dan yakinilah bahwa
masalah itu bukan berasal dari diri kita. Contohnya, ketika kita
mungkin mendapatkan hasil yang buruk saat ujian, jangan pernah sekalipun
menganggap bahwa diri kitalah yang bermasalah. Letakkan ketidakbisaan
itu di luar diri kita, dan identifikasi mengapa hal tersebut terjadi.
Karena percayalah saudaraku, setiap manusia difitrahkan untuk
berprestasi. Kita adalah makhluk yang paling sempurna, we are the
miracles! Sehingga saat ini yang kita butuhkan adalah melepaskan
mukjizat yang ada dalam diri kita..
“Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tak memperhatikan?”(Adz-Zariyaat : 21)
Lalu, yang menjadi pertanyaan, mengapa kita harus berprestasi? Bukankah
dengan menjadi orang biasapun kita akan tetap bisa hidup bahagia? Lebih
lagi, bukankah kita tetap akan bisa memasuki surgaNya? Naudzubillahi min
Dzaliq! Pemikiran semacam inilah yang harus kita singkirkan jauh-jauh.
Allah SWT telah menkaruniakan pada kita semua akal yang luar biasa.
Bahkan dalam QS. At-Tin ayat 4 Allah berfirman bahwa kita, manusia,
diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kita adalah makhluk
terbaik! Bahkan melebihi malaikat, jin dan syaitan. Betapa berdosanya
kita bila kita menyia-nyiakan potensi akal yang telah diberikanNya dan
menyerah begitu saja oleh tubuh yang malas. Banyak ayat dalam Al-Qur’an
yang menyiratkan bahwa kita harus menjadi pribadi yang berprestasi,
pribadi yang berusaha untuk terus mendapatkan yang terbaik di dunia dan
akhirat. Seperti contohnya ayat berikut ini
“Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di
antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
yang fasik” (QS. Ali Imron : 110)
Ayat ini sungguh menjelaskan bahwa kita adalah umat yang TERBAIK. Jadi, apa yang kita ragukan? Kemudian dalam ayat berikut ini,
“dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya” (QS. An-Najm : 39)
Jelas Allah SWT menyiratkan bahwa kita harus melakukan yang terbaik
dalam setiap pekerjaan. Makna dari kedua ayat di atas dapat digabungkan,
bahwa untuk menjadi umat yang TERBAIK, kita harus melakukan yang
TERBAIK pula dalam setiap pekerjaan kita. Perhatikan, betapa agama ini
mengajarkan kita untuk terus berprestasi. Betapa agama ini menyuruh kita
untuk menjadi orang yang kuat untuk dunia dan akhirat. Ya, karena agama
ini adalah agama para pejuang. Rasulullah SAW tak akan pernah berhasil
membawa islam menuju kegemilangannya di masa lalu tanpa adanya
perjuangan demi mendapatkan hasil terbaik dariNya. Mereka tak akan
pernah memenangkan setiap perang yang jumlah musuh selalu jauh berkali
lipat tanpa adanya semangat juang yang tinggi. Itulah yang harus
sama-sama kita teladani dari Rasulullah dan para shahabat. Karena umat
ini tak akan pernah maju tanpa adanya individu-individu yang kuat untuk
berjuang dan berprestasi di jalanNya. Sesuatu yang dirasa hilang dari
umat ini di zaman sekarang.
Karena itu, mulailah dari sekarang saudaraku! Impikan semua hal yang kau
ingin raih di dunia ini, isi pikiranmu dengan fitrah yang telah
diberikanNya. Jangan pernah membatasi cita-citamu, karena batasan hanya
akan memutus harapan. Pikirkan saja semua hal yang ingin kau raih di
dunia ini, penuhi otakmu dengan hal itu dan jadikan itu sebagai
penyemangat di setiap langkah harimu… Yang terpenting, lakukan ini untuk
masyarakat sekitarmu, untuk agamamu dan untuk Allah SWT, demi masa
depan Islam yang gemilang. Insya Allah, Dia akan memberikan kita jalan
walaupun kita tak menyangkanya. Karena itu, Saudara-Saudariku, mari kita
berprestasi!
…Biarkan keinginan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kening kamu.
Dan sehabis itu yang kamu perlu hanya kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya,
tangan yang akan berbuat lebing banyak dari biasanya,
mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya,
leher yang akan lebih sering melihat ke atas.
Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja..
Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya…
Serta mulut yang akan selalu berdoa..”
Dan sehabis itu yang kamu perlu hanya kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya,
tangan yang akan berbuat lebing banyak dari biasanya,
mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya,
leher yang akan lebih sering melihat ke atas.
Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja..
Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya…
Serta mulut yang akan selalu berdoa..”
Dan kamu akan selalu dikenang sebagai seorang yang masih punya mimpi dan keyakinan,
bukan Cuma seonggok daging yang hanya punya nama.
Kamu akan dikenang sebagai seorang yang percaya pada kekuatan mimpi dan mengejarnya,
bukan seorang pemimpi saja,
bukan orang biasa-biasa saja tanpa tujuan,
mengikuti arus dan kalah oleh keadaan.
Tapi seorang yang selalu percaya akan keajaiban mimpi, keajaiban cita-cita, dan keajaiban keyakinan manusia yang tak terkalkulasikan dengan angka berapa pun…
Dan kamu tak perlu bukti apakah mimpi-mimpi itu akan terwujud nantinya karena kamu hanya harus mempercayainya.
bukan Cuma seonggok daging yang hanya punya nama.
Kamu akan dikenang sebagai seorang yang percaya pada kekuatan mimpi dan mengejarnya,
bukan seorang pemimpi saja,
bukan orang biasa-biasa saja tanpa tujuan,
mengikuti arus dan kalah oleh keadaan.
Tapi seorang yang selalu percaya akan keajaiban mimpi, keajaiban cita-cita, dan keajaiban keyakinan manusia yang tak terkalkulasikan dengan angka berapa pun…
Dan kamu tak perlu bukti apakah mimpi-mimpi itu akan terwujud nantinya karena kamu hanya harus mempercayainya.
(Dikutip dari 5 cm, dengan sedikit perubahan :D )
0 komentar:
Posting Komentar
komentar untuk sesuatu yang lebih baik